Jumat, 06 November 2015

Prima Tani Mendukung Pengembangan Program KUAT Kalimantan Barat

KUAT sebagai program pembangunan pertanian Kalimantan Barat (Kalbar) yang diharapkan melahirkan sentra-sentra agribisnis guna meningkatkan kesejahteraan petani di Kalbar memiliki kesamaan visi dengan program utama Badan Litbang Pertanian, Prima Tani. BPTP Kalbar sebagai kepanjangan Badan Litbang Pertanian secara aktif mendukung pelaksanaan program KUAT melalui pelaksanaan kegiatan rogram Rintisan dan Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di Kalbar. Salah satunya melalui pelaksaaan sistem integrasi ternak-ternak di Kecamatan Sungai Kakap.
Prima Tani Mendukung KUAT
Program Pembangunan Pertanian di Kalimantan Barat difokuskan kepada pengembangan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT). Pengembangan model KUAT ini sendiri diawali dari kehadiran Gubernur Kalbar pada acara Temu Lapang PTT Padi di Desa Twi Mentibar, Selakau, Kabupaten Sambas , awal tahun 2004. Temu lapang yang diselenggarakan oleh BPTP Kalbar tersebut mengundang seluruh pihak terkait seperti penyuluh, peneliti, petani, hingga eksportir dan swasta lainnya. Gubernur sangat terkesan dengan pemaparan program dan kinerja petani pelaksana Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi binaan BPTP Kalbar.
Melihat adanya sinergi kuat yang memperoleh hasil baik antara unsur penelitian, penyuluhan, pengaturan, pelayanan, dan swasta, Gubernur Kalbar meminta BPTP Kalbar untuk mengimplementasikan model PTT Padi melalui sistem integrasi sapi-ternak di Kecamatan Sungai Kakap yang diarahkan sebagai buffer stock pangan Kota Pontianak.
Memenuhi permintaan gubernur, BPTP Kalbar melakukan kegiatan survei menyusun model dan road map KUAT Sungai Kakap. Model ini difokuskan pada inovasi teknologi dan kelembagaan untuk mendukung sistem usahatani terpadu berbasis padi-ternak-ikan-sayuran. Program Pengembangan KUAT yang menjadi platform pembangunan pertanian di Kalimantan Barat ini ternyata sejalan dengan Prima Tani, ikon Badan Litbang Pertanian. Fokusnya jelas yaitu memanfaatkan seluruh sumberdaya yang tersedia baik di kegiatan on farm, off farm, maupun non farm melalui penerapan usahatani terpadu berbasis padi-ternak-ikan-sayuran dan usahatani terpadu berbasis kelapa-pinang-kakao-pisang-padi-ternak-ikan untuk meningkatkan pendapatan petani dari US$ 247 menjadi US$ 1.000/kapita/tahun dalam jangka waktu 5 tahun di Sungai Kakap. Dalam hal ini kontribusi Prima Tani difokuskan kepada perumusan dan diseminasi inovasi pertanian yang sesuai dengan agroekosistem daerah atau kawasan target pengembangan.
Sinergi
            Keberhasilan mengimplementasikan konsep pengembangan KUAT Sungai Kakap sangat tergantung pada bersinerginya seluruh pihak yang terkait. BPTP Kalbar sendiri lebih memposisikan diri memberikan dukungan perangkat lunak seperti penyusunan model dan road map serta menyediakan fasilitasi dan advokasi. Mensinergikan pihak terkait tidaklah mudah. Dibutuhkan dua tahun untuk menyamakan persepsi model pengembangan KUAT.
Kini, sinergisasi telah terlihat hasilnya yang ditandai dengan hampir seluruh pihak terkait mengalokasikan anggaran guna mendukung program tersebut. Disamping itu, petani dari lokasi KUAT semakin intensif melakukan konsultasi atau mengundang BPTP Kalbar untuk memfasilitasi kegiatan mereka. Inovasi Badan Litbang Pertanian yang dirintis masuk ke lokasi KUAT guna diadopsi petani a.l. Inovasi teknologi budidaya padi dengan pendekatan PTT Padi, Sistim Integrasi Padi Ternak, Inovasi Kelembagaan Tani, serta Inovasi Teknologi budidaya sayuran di pekarangan yang diimplementasikan secara  terpadu.
Replikasi Prima Tani
Model pembangunan pertanian dengan pendekatan kawasan serta usahatani terpadu yang dimulai di Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Pontianak, mulai direplikasi di Desa Jeruju Besar dengan mengembangkan model usahatani terpadu berbasis kelapa dengan dukungan komoditas pinang, kakao, pisang, padi, ikan, dan ternak. Petani di Desa Jeruju Besar yang didominasi etnis Bugis terlihat lebih agresif. Kegiatan mereka diawali dengan mendatangkan pasar yaitu Swalayan Hypermart yang menyatakan kesediaannya untuk menampung beberapa produk petani, seperti beras petani yang pulen dan wangi sebanyak 1 ton/hari, ikan lele dumbo ukuran 4 ekor/kg, ikan mas ukuran 3 ekor/kg, serta memberikan kesempatan promosi VCO di Hypermart selama 1 minggu secara gratis. Untuk menindaklanjuti kesepakatan dengan pihak pembeli, BPTP Kalbar memfasilitasi petani untuk memperoleh kemudahan. Titik terang sudah mulai didapat melalui usahatani padi varietas Ciherang seluas 50 hektar oleh Kelompok Wanita Tani Delta Makmur Lestari. Untuk mengimplementasikan kesepakatan ini telah dilakukan berbagai upaya oleh BPTP Kalimantan Barat seperti mendatangkan satu unit mesin pengolah minyak kelapa murni dari Balitka Manado, menyediakan alat pemarut dan pengepres santan bagi kelompok tani oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pemprov. Kalbar, menyelenggarakan pelatihan HCCP dan pembentukan asosiasi pengrajin VCO oleh Dinas Perkebunan Pemprov. Kalbar.  BPTP Kalbar dan PT Sinar Karya Prestasi menjajagi pasaran ekspor VCO, seperti ke pasar China sebesar 50 ton/bulan senilai US$ 200.000. Pada tahap awal upaya replikasi PRIMA TANI di Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap telah  berhasil menggugah semangat petani dan membuka wawasan mereka.
Produk olahan berbasis kelapa dari Prima Tani di Desa Jeruju Besar juga sudah dipromosikan melalui kegiatan Kalbar Expo dan Pekan Raya Pontianak. Produk yang dipromosikan antara lain VCO , arang briket, sabut kelapa, gula merah, nata de coco, dan teknologi pengolahan air kelapa menjadi isotonik drink. Beberapa produk yang dipromosikan seperti VCO dan arang briket sudah diikuti dengan kontak bisnis. Terbangunnya sinergi antara petani-pemerintah-swasta dalam upaya pengembangan Prima Tani telah memberikan peluang keberhasilan program ini menjadi semakin besar dengan tujuan akhir pencapaian pendapatan petani US $ 1.000/kapita/tahun.

Sumbangsih BPTP

Sumbangsih utama BPTP Kalbar terhadap program ini adalah pelaksanaan pengkajian untuk menyusun Model dan Roadmap Pengembangan KUAT yang sarat dengn muatan teknologi dari Badan Litbang Pertanian. Inovasi teknologi tersebut antara lain paket teknologi PTT Padi, Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT), pengembangan pekarangan untuk sayuran dengan varietas sayuran unggulan dari Badan Litbang Pertanian, serta Inovasi Kelembagaan Tani. Pencanangan KUAT Sungai Kakap yang didukung oleh Prima Tani tahun 2005 telah berkembang menjadi 12 KUAT di seluruh Kalimantan Barat. Selain pengembangan KUAT, BPTP Kalbar juga mengembangkan inovasi teknologi untuk mengatasi masalah penurunan harga jeruk dan terbatasnya pasar produk lidah buaya.

Nama    : Mohamad Nur Eko Aji Prakoso
Gol/Kel : B4/7 

2 komentar:

  1. Rodiyah Nur Utami
    14/369423/PN/13911
    Golongan B4/ kelompok 6
    a. Pada artikel di atas terdapat nilai penyuluhan
    • Sumber teknologi/ide:
    Pelaksanaan program KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu) melalui pelaksanaan kegiatan program Rintisan dan Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di Kalbar. Salah satunya melalui pelaksaaan sistem integrasi ternak-ternak di Kecamatan Sungai Kakap. Selain itu BPTP Kalbar juga mengembangkan inovasi teknologi untuk mengatasi masalah penurunan harga jeruk dan terbatasnya pasar produk lidah buaya.

    • Sasaran :
    Target sasaran atau orang yang akan diberi gagasan atau ide baru program KUAT adalah petani dari lokasi KUAT dan pihak terkait seperti penyuluh, peneliti, petani, hingga eksportir dan swasta lainnya.

    • Manfaat :
    Adanya gagasan atau ide baru yang disampaikan tersebut memberikan manfaat berupa memanfaatkan seluruh sumberdaya yang tersedia baik di kegiatan on farm, off farm, maupunnon farm melalui penerapan usahatani terpadu berbasis padi-ternak-ikan-sayuran dan usahatani terpadu berbasis kelapa-pinang-kakao-pisang-padi-ternak-ikan untuk meningkatkan pendapatan petani dari US$ 247 menjadi US$ 1.000/kapita/tahun dalam jangka waktu 5 tahun di Sungai Kakap.

    • Nilai Pendidikan :
    Ide atau teknologi yang disampaikan menarik untuk dipelajari dan dikembangkan. Hal tersebut terlihat dari dukungan BPTP Kalbar dengan memberikan perangkat lunak seperti penyusunan model dan road map serta menyediakan fasilitasi dan advokasi. Kini, sinergisasi telah terlihat hasilnya yang ditandai dengan hampir seluruh pihak terkait mengalokasikan anggaran guna mendukung program tersebut. Disamping itu, petani dari lokasi KUAT semakin intensif melakukan konsultasi atau mengundang BPTP Kalbar untuk memfasilitasi kegiatan mereka. Inovasi Badan Litbang Pertanian yang dirintis masuk ke lokasi KUAT guna diadopsi petani a.l. Inovasi teknologi budidaya padi dengan pendekatan PTT Padi, Sistim Integrasi Padi Ternak, Inovasi Kelembagaan Tani, serta Inovasi Teknologi budidaya sayuran di pekarangan yang diimplementasikan secara terpadu.

    BalasHapus
  2. b. Nilai berita yang terkandung dalam artikel yaitu :
    a) Timelines: pada artikel diatas tidak dicantumkan tanggal penerbitan artikel dari sumber. Namun, setelah diklik dari laman yang dicantumkan dapat diketahui tanggal penerbitan artikel pada tanggal 22 juli 2006. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berita ini tidak bersifat baru.
    b) Proximity : tulisan artikel diatas secara umum membahas mengenai kesejahteraan petani. Maka dapat dikatakan bahwa tulisan ini dekat dengan petani.
    c) Importance : tulisan artikel diatas mengandung informasi yang berkaitan dengan kepentingan petani. Hal tersebut terlihat dari adanya cara yang diberitahukan agar pendapatan petani meningkat dari US$ 247 menjadi US$ 1.000/kapita/tahun dalam jangka waktu 5 tahun di Sungai Kakap.
    d) Policy : artikel diatas sudah selaras dengan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan kepentingan petani. Dalam artikel dicantumkan bahwa BPTP Kalbar sebagai kepanjangan Badan Litbang Pertanian secara aktif mendukung pelaksanaan program KUAT melalui pelaksanaan kegiatan rogram Rintisan dan Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) di Kalbar. Salah satunya melalui pelaksaaan sistem integrasi ternak-ternak di Kecamatan Sungai Kakap.
    e) Prominence: Pada artikel diketahui bahwa yang mencanangkan program KUAT tersebut adalah BPTP Kalbar dengan permintaan Gubernur Kalimantan Barat yang meminta untuk mengimplementasikan maka dengan terkemukanya orang tersebut sehingga program tersebut langsung dicanangkan dan dilaksanakan di Kalbar.
    f) Consequence: akibat dari kebijakan program KUAT di Kalbar terlihat dari adanya sinergisasi yang ditandai dengan hampir seluruh pihak terkait mengalokasikan anggaran guna mendukung program tersebut. Disamping itu, petani dari lokasi KUAT semakin intensif melakukan konsultasi atau mengundang BPTP Kalbar untuk memfasilitasi kegiatan mereka.
    g) Conflict :dalam artikel dipaparkan bahwa untuk keberhasilan mengimplementasikan program kuat sangat tergantung pada bersinerginya seluruh pihak yang terkait. Namun, Mensinergikan pihak terkait tidaklah mudah. Dibutuhkan dua tahun untuk menyamakan persepsi model pengembangan KUAT. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan program tersebut ada hal yang mungkin pro kontra dari petani yang membuat program tersebut membutuhkan waktu lama dalam pengimplementasiannya.
    h) Development: Model pembangunan pertanian dengan pendekatan kawasan serta usahatani terpadu yang dimulai di Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Pontianak, mulai direplikasi di Desa Jeruju Besar dengan mengembangkan model usahatani terpadu berbasis kelapa dengan dukungan komoditas pinang, kakao, pisang, padi, ikan, dan ternak. Titik terang sudah mulai didapat melalui usahatani padi varietas Ciherang seluas 50 hektar oleh Kelompok Wanita Tani Delta Makmur Lestari. BPTP Kalbar dan PT Sinar Karya Prestasi menjajagi pasaran ekspor VCO, seperti ke pasar China sebesar 50 ton/bulan senilai US$ 200.000. Pada tahap awal upaya replikasi PRIMA TANI di Desa Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap telah berhasil menggugah semangat petani dan membuka wawasan mereka. Terbangunnya sinergi antara petani-pemerintah-swasta dalam upaya pengembangan Prima Tani telah memberikan peluang keberhasilan program ini menjadi semakin besar dengan tujuan akhir pencapaian pendapatan petani US $ 1.000/kapita/tahun. Dari kutipan artikel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam artikel terdapat berita yang menyangkut keberhasilan pembangunan.

    BalasHapus